Kamis, 19 Januari 2012

Pangkat Dalam Kepolisian

Pangkat Dalam Kepolisian

Pangkat Dalam Kepolisian - Sebagai penegak hukum yang sah di Republik Indonesia (RI), Kepolisian Republik Indonesia juga memiliki jenjang karier atau Kepangkatan.

Secara adiministratif, pembagian wilayah dalam kepolisian di bagi menjadi lima bagian yaitu (ini keluar istilah Pak Pangkat Polisi) :

1. Kepolisian Sektor (POLSEK) dengan membawahi satu kecamatan dan dipimpin oleh Kompol untuk Polda Jaya atau AKP.

2. Kepolisian Resor(POLRES) membawahi satu kabupaten dengan pimpinan Komber untuk Polda Jayaa (AKBP)

3. Kepolisian Wilayah (POLWIL) membawahi beberapa kabupaten atau beberapa kota dipimpin oleh polisi dengan pangkat KOMBES.

4. Kepolisian Daerah (POLDA) membawahi satu propinsi dengan pimpinan polisi berpangkat Brigjen atau Irjen.

5. Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes POLRI) membawahi seluruh daerah di Indonesia yang dipimpin oleh KAPOLRI

Selain secara administratif, secara jenjang karier maka kepangkatan dalam polisi di bagi menjadi tiga bagian besar yaitu Tamtama, Bintara dan Perwira. Pada jenjang Bintara para polisi muda ini dididik oleh Sekolah Bintara Polisi. Untuk memasuki jenjang perwira maka para polisi muda ini harus mejalani pendidikan dalam Akademi Polisi atau Sekolah Calon Perwira. Berikut adalah jenjang karier dalam kepangkatan kepolisian :

1. Tamtama :
a. Bhayangkara dua atau yang dikenal Bharada. Bharada merupakan pangkat awal dalam kepolisian.
b. Bhayangkara satu atau yang dikenal Bharatu
c. Bhayangkara kepala atau yang dikenal dengan Baraka
d. Ajun Brigadir Polisi Dua atau yang dikenal dengan Abripda
e. Ajun Brigadir Polisi Satu atau yang dikenal dengan Abriptu
f. Ajun Brigadir Polisi atau yang dikenal dengan Abrippol

2. Bintara :
a. Brigadir Polisi dua atau yang dikenal dengan Bripda
b. Brigadir Polisi Satu atau yang dikenal dengan Briptu
c. Brigadir Polisi atau yang dikenal dengan Brippol
d. Brigadir Kepala Polisi atau yang dikenal dengan Bripka

Sifat Golongan Darah AB

Persentase orang ber - Golongan Darah AB adalah hanya 4 % dari seluruh penduduk dunia, seperti dapat dilihat dalam tulisan kami sebelumnya. Dan merupakan persentase yang terkecil dibandingkan dengan golongan darah lainnya.
Darah AB merupakan darah zaman modern yang mempunyai kecenderungan terhadap penyakit modern. Oleh sebab itu, orang ber - Golongan Darah AB selalu disarankan melakukan teknik-teknik relaksasi dan meditasi supaya dapat mengurangi stress dan untuk melawan system imunisasi yang kurang sehat.
Golongan Darah AB merupakan Diet Campuran. Golongan Darah AB memiliki keuntungan dan intoleransi Golongan Darah A dan Golongan Darah B.
Berikut adalah rangkuman makanan-makanan yang sesuai dan tidak sesuai dengan Golongan Darah AB.

Kamis, 29 Desember 2011

Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan

Setiap makhluk hidup berkembang biak untuk mempertahankan keturunannya. Apakah kamu memelihara hewan piaraan, misalnya burung? Mula-mula burung dua ekor, yaitu burung jantan dan betina. Kemudian, burung betina bertelur. Setelah dierami, telurnya menetas dan lahirlah anak-anak burung. Sekarang, burung tersebut menjadi banyak. Begitu juga dengan tanaman, misalnya tanaman pisang. Mulamula ditanam satu batang, setelah beberapa bulan, keluar tunas di samping pohon yang pertama. Semakin lama, semakin banyak pohon pisang tersebut.
Sekarang, marilah kita bahas bagaimana cara perkembangbiakan hewan dan tumbuhan ini.
1. Cara Hewan Berkembang Biak
Perkembangbiakan pada hewan terjadi secara kawin (generatif) yang diawali dengan pembuahan. Pembuahan terjadi jika sel kelamin betina (sel telur) dan sel kelamin jantan (spermatozoid) berbaur (bersatu). Hasil pembuahan ini disebut zigot. Zigot tumbuh menjadi embrio (janin). Embrio inilah kelak menjadi keturunan baru. Cara perkembangbiakan hewan ada beberapa cara, di antaranya dengan cara melahirkan (vivipar), bertelur (ovipar), dan bertelur melahirkan (ovovivipar), serta ada yang berkembangbiak dengan cara membelah diri
Mari kita bahas satu persatu.
a. Melahirkan (Vivipar)
Singa, kuda, kelinci, kambing, kerbau, dan sapi merupakan contoh hewan darat yang berkembang biak dengan cara melahirkan. Hewan yang hidup di air pun ada yang berkembang biak dengan cara melahirkan, seperti paus dan anjing laut.
b. Bertelur (Ovipar)
Berdasarkan tempat terjadinya pembuahan, hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu:
1) Hewan bertelur yang pembuahannya terjadi di dalam tubuh hewan betina.
Contohnya: ayam dan burung.
2) Hewan bertelur yang pembuahannya terjadi di luar tubuh betina.
Contohnya: katak dan ikan.
Pada kedua jenis hewan bertelur tersebut, zigot (hasil pembuahan) tumbuh menjadi embrio di dalam telur. Embrio mendapatkan makanan dari makanan cadangan yang terdapat di dalam telur. Cadangan makanan berupa kuning telur yang banyak mengandung lemak dan putih telur yang banyak mengandung protein. Jika telah sempurna, embrio keluar dari telur pada saat akan menetas. Pembuahan telur katak terjadi di luar tubuhnya. Katak mengalami perubahan bentuk terlebih dahulu. Telur katak yang menetas tidal langsung menjadi katak dewasa (mengalami metamorfosis).
c. Melahirkan dan Bertelur (Ovovivipar)
Hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur dan juga melahirkan di antaranya: ular, ikan hiu, dan kadal. Pembuahannya terjadi di dalam tubuh hewan betina. Setelah terjadi pembuahan, di dalam tubuh hewan betina akan terbentuk telur. Zigot tumbuh menjadi embrio di dalam telur tersebut. Proses ini di namakan kehamilan. Setelah embrio tumbuh dengan sempurna di dalam telur, induk mengeluarkannya sebagai keturunan baru. Kadang-kadang, anak yang dikeluarkan masih terbungkus dalam cangkang telur.
1) Ciri-ciri hewan bertelur
Hewan bertelur menghasilkan telur terbungkus oleh cangkang telur. Sel telur hewan betina bertemu dengan sel kelamin jantan sebelum dibungkus cangkang. Telur yang di buahi jika dierami akan menetas menjadi anak. Hewan yang baru keluar dari telur tidak disusui oleh induknya karena hewan betina tidak memiliki kelenjar susu. Pada umumnya, hewan yang bertelur tidak memiliki daun telinga.
2) Ciri-ciri hewan beranak
Hewan yang melahirkan juga menghasilkan telur. Akan tetapi, telur tidak dikeluarkan dari tubuh. Telur tetap berada di dalam rahim hewan betina. Telur tersebut juga tidak terbungkus oleh cangkang atau kulit yang keras. Setelah telur itu dibuahi, telur akan tumbuh menjadi calon bayi dan tumbuh menjadi bayi yang sempurna. Selama itu pula hewan betina mengalami masa kehamilan. Setelah mencapai umur tertentu dalam kandungan, maka anak hewan dilahirkan. Anak hewan yang baru lahir diberi makan oleh induknya dengan cara menyusui. Hewan yang menyusui anaknya disebut hewan mamalia. Hewan mamalia pada umumnya memiliki daun telinga.
d. Membelah Diri
Hewan yang bersel tunggal berkembang biak dengan cara membelah diri, tidak dengan cara kawin. Contohnya, amoeba berkembang biak dengan cara membelah diri. Pembelahan pertama kali tejadi pada inti sel, kemudian bagian tubuh lain ikut membelah. Pembelahan ini menghasilkan dua sel yang kembar. Tiap sel hasil pembelahan menjadi individu baru yang dapat tumbuh dan berkembang biak.
Selain amoeba, ada juga hewan yang berkembang biak dengan cara pemisahan bagian tubuh, contohnya bintang laut. Bila bintang laut dibelah menjadi dua bagian, maka tiap bagian tubuhnya itu dapat tumbuh menjadi individu baru. Cara perkembangbiakan dengan pemisahan bagian tubuh ini dinamakan fragmentasi.
2. Cara Tumbuhan Berkembang Biak
Perkembangbiakan pada tumbuhan ada dua cara, yaitu dengan cara vegetatif dan generatif.
Perkembangbiakan vegetatif adalah perkembangbiakan melalui bagian tumbuhan itu sendiri, sedangkan perkembangbiakan generatif adalah perkembangbiakan melalui penyerbukan.
a. Perkembangbiakan Vegetatif
Perkembangbiakan vegetatif terbagi dua, yaitu perkembangbiakan vegetatif alami dan perkembangbiakan vegetatif buatan.
1) Perkembangbiakan vegetatif alami
Perkembangbiakan vegetatif alami dimulai dari tumbuhnya tunas pada bagian tumbuhan. Tunas selanjutnya akan menjadi tanaman baru. Pada umumnya, tunas tumbuh pada ruas batang, ketiak daun, ujung akar, dan tepi daun. Tunas yang tumbuh pada ujung akar atau tepi daun disebut tunas adventif Jika tunas tumbuh dekat induknya dinamakan rumpun, seperti rumpun bambu dan rumpun pisang.
Perkembangbiakan vegetatif alami di antaranya adalah sebagai berikut.
a) Akar tinggal
Akar tinggal adalah batang yang tumbuh menjalar dalam tanah atau disebut juga akar tinggal, akar rimpang, atau akar tongkat. Tanaman yang berkembang biak dengan akar tinggal adalah lengkuas, jahe, bunga tasbih, kunyit, dan temulawak.
b) Umbi lapis
Tanaman yang membengkak dalam tanah karena menyimpan cadangan makanan disebut umbi. Pada umbi lapis, tunas tumbuh di antara daun dan cakram. Contoh tanaman yang berkembang biak dengan umbi lapis di antaranya adalah bawang.
c) Umbi batang
Umbi batang adalah batang yang tumbuh membengkak dalam tanah. Bagian ini sesungguhnya merupakan cadangan makanan yang disimpan pada bagian batang. Jika umbi ini ditanam, tunas dapat tumbuh dan menjadi tanaman baru. Contohnya adalah kentang dan ubi jalar.
d) Geragih
Geragih adalah batang yang tumbuh dan menjalar di permukaan tanah. Tanaman baru akan tumbuh pada buku-bukunya dan tidak bergantung pada induknya. Jenis tanaman yang berkembang biak dengan geragih di antaranya adalah stroberi, pegagan atau antanan, dan rumput teki.
e) Tunas adventif
Tunas adventif adalah tunas liar yang tumbuh di luar bagian batang. Tunas ini tumbuh pada tepi daun, seperti cocor bebek. Selain pada tepi daun, tunas ini dapat tumbuh pada akar, seperti suskun dan kesemek.
2) Perkembangbiakan vegetatif buatan
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, cepat berbuah, dan menyerupai induknya, pembiakan ini sengaja dibantu manusia. Pembiakan secara vegetatif buatan di antaranya adalah cangkok, stek, okulasi, enten, dan runduk.
a) Cangkok
Mencangkok adalah mengembangbiakkan tanaman agar cepat berbuah dan mempunyai sifat-sifat yang sama dengan induknya. Jika tanaman induknya berbuah manis, maka cangkokannya menghasilkan buah yang manis pula. Selain itu, mencangkok lebih cepat memberikan hasil jika dibandingkan dengan menanam bijinya. Tanaman yang dapat dicangkok adalah tanaman yang mempunyai batang kayu dan berkambium, seperti jambu, rambutan, dan mangga.
b) Stek
Stek adalah cara berkembang biak tumbuhan dengan menggunakan bagian dari batang tumbuhan tersebut. Contohnya adalah ubi kayu, tebu, kangkung, dan mawar. Cara membuat stek adalah batang dipotong sekitar 20 cm, kemudian ditanam ke dalam tanah sekitar 10 cm.
b. Perkembangbiakan Tumbuhan dengan Cara Generatif
Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan adalah perkembangbiakan melalui biji. Biji adalah bagian dari buah. Perkembangbiakan ini dapat dilakukan oleh manusia, serangga, dan angin. Hasil pembiakan ini bisa sama dengan induknya, bisa juga berbeda. Oleh karena itu, hasil perkembangbiakan ini diperoleh tanaman baru dengan bermacam-macam jenisnya.
3. Bunga dan Biji sebagai Alat Perkembangbiakan Tumbuhan
Bunga dan biji terdapat pada tumbuhan tertentu. Fungsinya adalah sebagai alat perkembangbiakan tumbuhan. Ayo cermati uraian berikut ini.
a. Bagian Bunga
Biji adalah bagian dari buah. Buah terjadi apabila ada peristiwa penyerbukan atau persarian. Peristiwa penyerbukan terjadi jika serbuk sari menempel di kepala putik. Penyerbukan dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai bunga, baik bunga sempurna maupun bunga tidak sempurna. Bunga sempurna adalah bunga yang memiliki benang sari dan putik. Bunga tidak sempurna adalah bunga yang hanya memiliki benangsari atau putik saja. Perhatikan bagian-bagian bunga berikut ini.
Benang sari merupakan alat kelamin jantan pada tumbuhan. Benang sari terdiri atas tangkai sari dan kepala sari. Sedangkan, putik merupakan alat kelamin betina. Putik terdiri dari kepala putik dan tangkai putik.
b. Biji sebagai Alat Perkembangbiakan Tumbuhan
Biji merupakan bakal tumbuhan baru setelah mengalami perubahan akibat disemai. Bagian yang tumbuh pada biji setelah disemai di antaranya akar, tunas, dan lembaga. Setelah mengalami pertumbuhan, akar akan bercabang dan memanjang. Tunas akan membentuk batang dari daun, sedangkan lembaga akan menyusut setelah akar mampu menyerap makanannya sendiri dan akhirnya lepas dari batangnya.
Kedua jenis biji itu memiliki bakal tunas. Kemudian, tunas tumbuh menjadi tumbuhan dewasa. Selama pertumbuhan, tunas mendapatkan makanan dari tempat penyimpanan cadangan makanan yang disebut keping biji.
4. Penyerbukan
Telah kita ketahui bahwa peristiwa penyerbukan terjadi jika serbuk sari menempel di kepala putik. Saat penyerbukan, kepala putik berfungsi sebagai penerima serbuk sari. Kemudian, serbuk sari disalurkan ke bakal biji oleh tangkai putik. Setelah serbuk sari dan bakal biji bertemu, bakal biji berkembang menjadi biji. Biji inilah yang kemudian dapat tumbuh menjadi individu baru. Cara penyerbukan berdasarkan asal putik dan serbuk sarinya dapat dikelompokan menjadi empat cara, yaitu: penyerbukan sendiri, penyerbukan tetangga, penyerbukan silang, dan penyerbukan bastar.
a. Penyerbukan Sendiri
Penyerbukan sendiri terjadi jika serbuk sari dan putik berasal dari satu bunga. Penyerbukan ini terjadi pada bunga sempurna, misalnya: tumbuhan kacang tanah, jambu, atau mangga.
b. Penyerbukan Tetangga
Penyerbukan tetangga terjadi jika serbuk sari dan putik berasal dari bunga yang berlainan, tetapi masih berada dalam satu tumbuhan, misalnya: penyerbukan pada tumbuhan jeruk dan rambutan.
c. Penyerbukan Silang
Penyerbukan silang terjadi apabila serbuk sari dari suatu tumbuhan jatuh pada kepala putik bunga tumbuhan lainnya yang sejenis, contohnya pada tanaman padi dan jagung.
d. Penyerbukan Bastar
Penyerbukan bastar terjadi apabila serbuk sari suatu bunga jatuh ke putik bunga tumbuhan lain yang berbeda varietasnya. Tujuannya adalah untuk menggabungkan sifat yang dikehendaki dari dua jenis tumbuhan dalam satu tumbuhan.

Mengenal Asparagus

Asparagus adalah tanaman sub tropis yang diambil rebungnya untuk dikonsumsi. Sup asparagus adalah menu yang wajib tersedia di hotel dan restoran berbintang. Namun beda dengan sayuran sub tropis lain seperti kol, brokoli, kentang dan wortel yang sudah dibudidayakan di Indonesia, maka aspargus masih harus diimpor. Budidaya asparagus memang pernah dilakukan di kab. Sukabumi dan Cianjur di Jawa Barat, serta kab. Mojokerto dan Malang di Jawa Timur. Namun, budidaya asparagus secara besar-besaran pada tahun 1980an tersebut telah mengalami kegagalan. Penyebab kegagalan tersebut ada beberapa hal.
Pertama, secara manajemen kelembagaan, perusahaan yang mengelola kebun asparagus tersebut tidak terlalu profesional. Hingga terjadi sengketa intern, termasuk sengketa soal status kepemilikan lahan. Kedua, karena faktor budidaya, maka rebung asparagus yang dihasilkan belum bisa memenuhi persyaratan sesuai dengan standar pasar internasional. Pada waktu rebung masih dalam kondisi lunak, ukurannya (diameter dan panjang) masih belum mencapai standar. Sebaliknya, ketika ukuran standar telah dicapai, kondisi rebung telah berserat. Padahal, pada waktu itu para pengusaha telah melakukan impor benih asparagus berupa semai (bukan biji) secara langsung dari Negeri Belanda. Ketiga, biaya produksi rebung asparagus dalam skala perkebunan besar, ternyata tidak mampu bersaing di pasar internasional. Padahal, pada waktu itu semangat para investor rebung asparagus adalah untuk menjangkau pasar ekspor. Akibat dari kendala-kendala tersebut, tahun 1990an kebun-kebun asparagus tadi telah tutup dan tidak lagi beroperasi.
Sayuran sub tropis yang sampai saat ini berhasil dibudidayakan di Indonesia, semuanya dikerjakan oleh rakyat dalam skala sangat mikro. Mulai dari kol, kentang, wortel, bawang daun, seledri dan lain-lain. Bunga krisan, leli, gladiol, anyelir dan lain-lain yang memasok para floris, juga dibudidayakan oleh rakyat dalam skala kecil sampai dengan menengah. Budidaya kentang dan bunga yang pernah dilakukan dalam skala besar, misalnya dengan luas lahan di atas 50 hektar, hampir semuanya mengalami kegagalan. Budidaya krisan, gladiol dan leli di kawasan Bandungan, Jawa Tengah misalnya, bisa eksis sampai sekarang karena dilakukan secara tradisional oleh para petani dalam skala mikro (hanya ratusan m2). Bahkan, bunga krisan tunggal, sebelum krisan spray populer, selalu dilakukan dalam petak sangat kecil yang diberi naungan atap jerami padi. Leli putih malahan dibudidayakan di pinggir ladang jagung, di sela-sela singkong dan mawar tabur. Sampai sekarang Bandungan tetap secara rutin menghasilkan bunga leli meskipun dalam volume yang sangat kecil.
Asparagus penghasil rebung, sebenarnya juga sudah sejak jaman Belanda tumbuh di kawasan dataran tinggi, terutama di Bandungan, Tawangmangu dan Selecta. Namun asparagus yang ditanam di pematang dan di sela-sela tanaman jagung serta sayuran ini, fungsinya untuk dipanen daunnya sebagai tanaman hias. Daun asparagus adalah "hijauan" untuk ornamen rangkaian bunga, sebelum ornamen lain seperti florida beauty diintroduksi dan populer. Sebenarnya, asparagus yang ditanam untuk diambil daunnya, adalah jenis Asparagus setactus yang marambat. Asparagus jenis ini banyak ditanam di teras rumah dan dirambatkan dengan tali, kawat atau kayu.
Selain itu masih ada Asparagus densiflorus dan Asparagus umbellatus yang banyak dijadikan elemen taman karena bentuk tajuknya yang tebal dan indah mirip ekor tupai. Juga Asparagus falcatus yang daunnya besar-besar hingga sepintas tidak tampak sebagai asparagus. Barangkali karena volume daun Asparagus setaceus tidak mencukupi untuk dipanen sebagai ornamen rangkaian bunga, maka petani pun mensubstitusinya dengan Asparagus officinalis yang merupakan tanaman penghasil rebung. Hingga masyarakat setempat pun tidak pernah mengenal rebung asparagus ini sebagai bahan sayuran. Padahal, apabila dipanen dan dikumpulkan, rebung asparagus hasil tanaman rakyat akan tetap bisa mamasok pasar. Sama halnya dengan bunga leli mereka yang dengan volume sangat terbatas, tetap bisa mensubstitusi leli tanaman PTPN XII di Pegunungan Ijen dan tanaman perusahaan-perusahaan besar di kawasan Puncak, Jawa Barat.
Tanaman asparagus (Asparagus officinalis), merupakan terna tahunan. Asparagus memiliki batang dalam tanah (rizoma), yang akan menumbuhkan rebung asparagus. Sementara "batang" yang tampak di luar tanah merupakan tempat tumbuhnya cabang, ranting dan daun. Daun asparagus berbentuk jarum. Sepintas tanaman asparagus penghasil rebung ini mirip dengan cemara. Namun tinggi tanaman hanya sekitar 1 m, dengan diameter batang hanya 1 cm. Dalam satu rumpun asparagus, biasanya akan tumbuh 4 sd. 5 batang tanaman. Karena di Bandungan asparagus dipanen daunnya, maka rebung yang tumbuh selalu dibiarkan menjadi individu tanaman baru. Setelah mencapai ketuaan tertentu, maka daun asparagus akan dipanen dengan cara dipotong mulai bagian pangkal batangnya. Pemanenan daun asparagus (juga rebungnya), dilakukan dengan interval 1 sd. 1,5 di kawasan tropis, sementara di kawasan sub tropis antara 1,5 sd. 2 bulan.
Budidaya asparagus, dilakukan dengan benih yang berasal dari perbanyakan generatif melalui biji. Asparagus berbuah buni berbentuk bulat dengan diameter 0,5 cm. Warna buah hijau ketika masih muda dan akan berubah menjadi cokelat kehitaman ketika telah tua. Buah masak ditandai dengan warna hitam serta lembeknya kulit buah dengan daging buahnya yang sangat tipis. Biji asparagus juga berwarna hitam dengan kulit biji sangat keras. Untuk mempercepat perkecambahan, biasanya petani melakukan perendaman biji dalam air hangat (suhu 40 - 45° C) yang dicampur dengan zat perangsang tumbuh (ZPT), paling tidak selama 12 jam. Selama itu air rendaman diganti 1 X untuk menjaga suhu serta ketersediaan oksigen. Dengan perendaman demikian, perkecambahan benih bisa berlangsung lebih cepat, dengan tingkat keberhasilan lebih tinggi.
Rebung asparagus sebenarnya merupakan ujung rizome yang akan tumbuh menjadi individu tanaman baru. Rebung ini berwarna putih ketika masih berada dalam tanah, kemudian berwarna hijau muda dengan pangkal agak kemerahan ketika sudah menyembul di permukaan tanah. Rebung asparagus berdiameter sedikit lebih besar (lebih gemuk) dibanding dengan batang dewasanya. Panen umumnya dilakukan ketika rebung tersebut masih berada di dalam tanah. Warna rebung putih, masih sangat lunak dengan kulit yang juga lembut. Panjang rebung yang dipanen antara 15 sd. 20 cm. Namun ada pula konsumen yang menghendaki rebung yang sudah keluar dari permukaan tanah dan berwarna hijau.
Di kawasan tropis, tanaman asparagus akan tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan di kawasan sub tropis. Sebab di kawasan sub tropis, fotosintesis hanya akan terjadi selama musim panas. Sementara pada musim dingin, tanaman akan mengalami masa dorman (istirahat). Di kawasan tropis, tanaman akan berfotosintesis penuh sepanjang tahun. Pada musim kemarau, apabila lahan diberi pengairan cukup baik, maka produksi rebung akan lebih tinggi daripada pada musim penghujan. Meskipun tidak berpengairan teknis, lahan-lahan vulkanis di pegunungan biasanya akan tetap lembap pada musim kemarau. Hingga volume produksi rebung di kawasan tropis, rata-rata juga lebih tinggi daripada produksi di kawasan sub tropis. Rata-rata produksi rebung asparagus dengan budidaya monokultur akan menghasilkan sekitar 10 ton rebung segar per hektar per tahun. Namun, budidaya asparagus secara monokultur dengan manajemen modern, telah terbukti kurang efisien dibanding dengan budidaya secara tradisional oleh rakyat.
Di Indonesia, asparagus cocok dibudidayakan pada lahan dengan ketinggian antara 600 sd. 1700 m. dpl. Misalnya di Brastagi (Sumut). Bukittinggi (Sumbar), Curub (Bengkulu), Puncak, Selabintana, Lembang dan Pangalengan (Jabar). Baturaden, Dieng, Temanggung, Bandungan, Kopeng dan Tawangmangu (Jateng), Kaliurang (DIY), Tretes, Selecta, Batu dan pegunungan Ijen (Jatim), Bedugul (Bali), Sembalun (Lombok) dan Toraja (Sulsel). Kawasan ini bertanah vulkanis yang gembur dan kaya bahan organik. Namun produksi asparagus akan bisa lebih optimal apabila lahan diberi pupuk organik. Para petani sayuran di kawasan tersebut, biasanya menggunakan pupuk kandang berupa kotoran sapi atau domba untuk menyuburkan lahan mereka. Lahan gembur dan kaya bahan organik mutlak diperlukan oleh asparagus untuk membentuk rizome dan memproduksi rebung.
Sayangnya, sampai saat ini asparagus tanaman rakyat ini tidak pernah dipanen rebungnya untuk dipasarkan sebagai "sayuran elite". Padahal kebun-kebun asparagus skala besar telah tutup. Hingga selama ini, hotel-hotel dan restoran bintang selalu menggunakan rebung asparagus impor, terutama yang telah dikalengkan. Beberapa hotel bintang malahan secara rutin mendatangkan rebung asparagus segar meskipun volumenya tetap sangat terbatas. Seandainya hotel-hotel bintang ini bisa kontak dengan para petani asparagus di Bandungan, maka dua belah pihak akan sangat diuntungkan. Konsumen akan memperoleh asparagus segar dengan harga lebih murah daripada yang impor. Sementara petani akan mendapatkan harga yang baik dibanding dengan memanen asparagus mereka untuk ornamen rangkaian bunga. (R) + + +

Cara Mudah Bertanam Asparagus


Asparagus merupakan salah satu jenis sayuran yang dikonsumsi bagian batang muda atau tunasnya. Asparagus yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat dunia terdiri dari dua jenis, yaitu Asparagus putih dan Asparagus hijau. Asparagus putih dibudidayakan di dataran tinggi dan tidak banyak dijumpai di Indonesia.
Sayuran ini termasuk jenis sayuran mahal yang biasanya hanya tersedia di restoran dan hotel. Oleh karena itu, sayuran ini kurang begitu dikenal di kalangan masyarakat menengah ke bawah. Namun demikian, prospek pengembangan Asparagus ini cukup baik karena sayuran ini banyak diminati oleh masyarakat luar negeri sehingga ekspor komoditas asparagus dapat meningkatkan devisa negara serta memberikan keuntungan bagi petani.
Salah satu tempat budidaya asparagus di Indonesia adalah di Teras dan Mojosongo Kabupaten Boyolali. Pusat budidaya Asparagus di Teras-Boyolali merupakan kerjasama antara Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Boyolali dengan Misi Teknik Pertanian Taiwan di Indonesia. “Benih Asparagus berasal dari Taiwan, yang kemudian dikembangkan di Indonesia.” kata Pujiastuti selaku asisten lapang di Misi Teknik Pertanian Taiwan.
Bertanam asparagus sebenarnya hal yang tidak sulit, karena bertanam asparagus hanya sederhana seperti bertanam tanaman yang lainnya. Untuk dapat bertanam Asparagus secara benar, Misi Teknik Pertanian Taiwan telah membuat panduan budidaya Asparagus. Langkah budidaya tersebuat antara lain : persiapan bibit, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, dan panen.
Persiapan Bibit
Pembibitan Asparagus dapat dilakukan secara vegetatif dengan kultur jaringan, anakan yang berasal dari tunas maupun setek, serta secara generatif dari biji. Dari ke tiga asal bibit tersebut, bibit yang berasal dari biji lebih baik. Awalnya, bibit didatangkan dari Taiwan, tetapi mulai tahun 2007 ini petani mulai mengembangkan usaha pembibitan asparagus secara mandiri. Harga bibit Asparagus hijau mencapai 2,5 juta rupiah untuk setiap 2 pound atau 800 gram-nya. Dalam luasan 1 ha lahan memerlukan 600 gr bibit asparagus.
Asparagus merupakan tanaman yang ditanam secara tidak langsung (Indirect seedling) melalui persemaian. Dalam pembibitan dengan biji terdapat 6 tahap, yaitu :
1. Persemaian
Dalam persemaian, perlu diperhatikan pemilihan lahan persemaian yaitu lahan yang berdrainase baik, bukan bekas lahan tanaman asparagus, tanahnya gembur, subur dan berpasir. Bedengan tempat persemaian dilakukan pengolahan tanah, diberi pupuk dasar dan Furadan 3G untuk menghindari hama. Bedengan dibuat dengan lebar 120 cm, tinggi 20 – 25 cm, lebar parit 40 cm dengan kedalaman 40 cm.
2. Perendaman benih
Benih yang akan disemaikan sebelumnya direndam dalam air dingin pada suhu 27ºC selama 24-48 jam. Selama perendaman, air diganti 2 – 3 kali. Biji ynag mengambang pada saat perendaman dibuang.
3. Semai benih
Benih disemai pada tanah dengan jarak tanam 15×10 cm, dengan kedalaman 2,5 cm, setiap 1 lubang ditanam 1 biji. Di atas permukaan tanah ditutup jerami atau sekam kemudian disiram secukupnya.
4. Perawatan persemaian
Meliputi pencegahan hama dan penyakit dilakukan seawal mungkin.
5. Pemupukan
Sewaktu masih dipersemaian setiap 20 – 30 hari dilakukan pemupukan susulan urea.
6. Seleksi dan Pencabutan benih
Transplanting atau pemindahan bibit dilakukan setelah 5 – 6 bulan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam transplanting diantaranya bibit yang akan dipindahkan adalah bibit yang sehat; bibit yang dicabut harus segera ditanam; dan sebelum penanaman akar dipotong, disisakan 20 cm, dan pucuk tanaman dipangkas hingga tinggi tanaman hanya ± 20 cm.
Pengolahan Tanah
Sebelum penanaman, lahan yang akan ditanami asparagus dibajak dalam dan merata. Dibuat parit dengan kedalaman 15 – 20 cm. Untuk tempat tanam, jarak antar tanaman 40 – 50 cm dan jarak antar baris 1,25 – 1,5 m. Pada awal tanam tidak digunakan pupuk kimia, tetapi menggunakan pupuk kandang.
Penanaman
Bibit yang ditanam adalah bibit yang sudah berumur 5 – 6 bulan. Penanaman dilakukan pada pagi hari sekitar jam 9 atau pada sore hari sekitar jam 4.
Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman Asparagus meliputi :
1. Pembumbunan
Apabila tunas sudah mulai tumbuh, dapat dilakukan pembumbunan. Pada musim hujan, parit diperdalam. Hal ini karena Asparagus tidak menyukai genangan.
2. Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan setelah induk tanaman membentuk 8 – 10 batang, selebihnya dipangkas. Setelah mendekati masa panen batang yang dipelihara cukup 3 – 5 batang. Pemangkasan juga dilakukan pada cabang dan batang yang terserang hama atau penyakit.
3. Pengairan dan drainase
Dilakukan dengan cara menggenangi parit (di-Lêb) setinggi setengah dari tinggi parit, ditunggu hingga air meresap sampai atas, kemudian sisa air dibuang.irigasi pada musim kemarau dilakukan tiap 1 minggu sekali.
4. Pemupukan susulan
Selain pupuk susulan biasa, setiap tahun juga dilakukan pemupukan berkala, yaitu pemupukan berat seperti saat pertama kali tanam. Pada saat tersebut tidak dilakukan panen selama 3 – 4 minggu (fase istirahat) dan dilakukan seleksi induk. Pupuk susulan dilakukan dengan cara membuat parit sepanjang barisan berjarak 20 cm dari tanaman, dalamnya parit 15 cm kemudian pupuk dicampur dan ditutup dengan tanah. Pupuk susulan kimia diberikan setiap bulan, sedangkan pupuk kandang diberikan setiap 3 bulan sekali. Pupuk susulan ke empat kembali lagi seperti pupuk I, dan seterusnya.
Pemupukan untuk 1000 m2 :
Jenis pupuk
Pupuk Dasar (kg)
Susulan I (kg)
Susulan II (kg)
Susulan III (kg)
Kandang
2000 – 3000
-
-
2000 – 3000
Urea
-
30
30
30
TSP
-
30
-
30
KCL
-
20
20
20
Sumber : Misi Teknik Prtanian Taiwan
5. Pengelolaan hama dan penyakit
Tanaman induk yang mati karena terkena hama atau penyakit dipotong dan diganti dengan cara membesarkan batang yang tumbuh normal. Hama yang sering dijumpai adalah ulat grayak dan ulat tanah yang menyerang selama periode transisi musim kemarau ke musim hujan, sedangkan penyakit yang menyerang dari golongan jamur. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara mekanik selama serangan belum terlalu berat. Aplikasi pestisida dilakukan jika serangan sudah cukup berat. Pestisida yang digunakan adalah pestisida organik (Daun Tembakau).
Panen
1. Kriteria panen
Asparagus dapat dipanen rebungnya pada umur 4-5 bulan setelah transplanting. Asparagus hijau yang dipanen adalah setelah muncul diatas tanah dengan kondisi pucuk yang masih kuncup.
2. Cara panen, interval, frekuensi
Panen dilakukan dengan dua cara, yaitu mencabut dan memangkas atau memotong batang muda. Cara panen dengan memotong batang muda merupakan cara yang lebih baik, karena cara tersebut tidak merusak sistem perakaran tanaman yang dijadikan indukan. Jika panen pertama dilakukan pada umur 4 bulan setelah transplanting, maka penen kedua pada umur 5 bulan dengan interval panen 2 hari sekali, bulan keenam dan seterusnya dapat dipanen setiap hari.



Tumbuhan Monokotil dan Dikotil

Tumbuhan dapat dibedakan atau dibagi menjadi dua macam, yaitu tumbuh-tumbuhan berbiji keping satu atau yang disebut dengan monokotil / monocotyledonae dan tumbuhan berbiji keping dua atau yang disebut juga dengan dikotil / dicotyledonae.
1. Monokotil
Tumbuhan berkeping biji tunggal (atau monokotil) adalah salah satu dari dua kelompok besar tumbuhan berbunga yang bijinya tidak membelah karena hanya memiliki satu daun lembaga. Kelompok ini diakui sebagai takson dalam berbagai sistem klasifikasi tumbuhan dan mendapat berbagai nama, seperti Monocotyledoneae, Liliopsida, dan Liliidae.
Kelompok tumbuhan ini mencakup berbagai tumbuhan paling berguna dalam kehidupan manusia. Sebagai sumber pangan, sumber energi nabati, sumber bahan baku industri, perumahan, dekorasi, pakaian, media penulisan, zat pewarna, dan sebagainya
Contoh tumbuhan monokotil :
  1. suku anggrek-anggrekan
  2. suku padi-padian (Graminae)
  3. suku pinang-pinangan (Palmae)
  4. suku bawang-bawangan (alliaceae)
  5. suku pisang-pisangan (Musaceae)
ciri pada tumbuhan monokotil berdasarkan ciri fisik pembeda yang dimiliki adalah :
  • Bentuk Akar
Memiliki sistem akar serabut
  • Bentuk sumsum atau pola tulang daun
Melengkung atau sejajar
  • Kaliptrogen / tudung akar
Ada tudung akar / kaliptra
  • Jumlah keping biji atau  kotiledon
satu buah keping biji saja
  • Kandungan akar dan batang
Tidak terdapat kambium
  • Jumlah kelopak bunga
Umumnya adalah kelipatan tiga
  • Pelindung akar dan batang lembaga
Ditemukan batang lembaga / koleoptil dan akar lembaga /keleorhiza
  • Pertumbuhan akar dan batang
Tidak bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
2. Dikotil
Tumbuhan berbiji belah atau tumbuhan berkeping biji dua adalah segolongan tumbuhan berbunga yang memiliki ciri khas yang sama dengan memiliki sepasang daun lembaga (kotiledon:daun yang terbentuk pada embrio) berbentuk sejak dalam tahap biji sehingga biji sebagian besar anggotanya bersifat mudah terbelah dua
dan sistem Crouquist mengakui kelompok ini sebagai takson dan menamakannya kelas Magnoliopsida. Nama ini dibentuk dengan menggantikan akhiran -aceae dalam nama Magnoliopsida dengan akhiran -opsida . Kelas Magnoliopsida dipakai sebagai nama takson bagi semua tumbuhan berbunga bukan monokotil. Magnoliopsida adalah nama yang dipakai untuk menggantikan nama yang dipakai sistem klasifikasi yang lebih lama, kelas Dicotyledoneae (kelas “tumbuhan berdaun lembaga dua” atau “tumbuhan dikotil”).
Contoh tumbuhan dikotil :
  1. Kacang tanah
  2. Mangga
  3. Rambutan
  4. Belimbing dll
Ciri pada tumbuhan dikotil berdasarkan ciri fisik pembeda yang dimiliki adalah :
  1. Bentuk akar
Memiliki sistem akar tunggang
  1. Bentuk sumsum atau pola tulang daun
    Menyirip atau menjari
  2. Kaliptrogen / tudung akar
    Tidak terdapat ada tudung akar
  3. Jumlah keping biji atau kotiledon
    Ada dua buah keping biji
  4. Kandungan akar dan batang
    Ada kambium
  5. Jumlah kelopak bunga
    Biasanya kelipatan empat atau lima
  6. Pelindung akar dan batang lembaga
    Tidak ada pelindung koleorhiza maupun koleoptil
  7. Pertumbuhan akar dan batang
    Bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
Struktur-struktur pada tumbuhan
Struktur Anatomi Akar
Secara umum struktur anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis, sistem jaringan dasar berupa korteks, endodermis, dan empulur; serta sistem berkas pembuluh. Pada akar sistem berkas pembuluh terdiri atas xilem dan floem yang tersusun berselang-seling. Struktur anatomi akar tumbuhan monokotil dan dikotil berbeda.
Struktur Anatomi Batang
Secara umum batang tersusun atas epidermis yang berkutikula dan kadang terdapat stomata, sistem jaringan dasar berupa korteks dan empulur, dan sistem berkas pembuluh yang terdiri atas xilem dan floem. Xilem dan floem tersusun berbeda pada kedua kelas tumbuhan tersebut. Xilem dan floem tersusun melingkar pada tumbuhan dikotil dan tersebar pada tumbuhan monokotil.
Struktur Anatomi Daun
Daun tumbuhan tersusun atas epidermis yang berkutikula dan terdapat stomata atau trikoma. Sistem jaringan dasar pada daun monokotil dan dikotil dapat dibedakan. Pada tumbuhan dikotil sistem jaringan dasar (mesofil) dapat dibedakan atas jaringan pagar dan bunga karang, tidak demikian halnya pada monokotil khususnya famili Graminae. Sistem berkas pembuluh terdiri atas xilem dan floem yang terdapat pada tulang daun

Sumber :
1. Wikipedia ensiklopedia bebas
2. Organisasi. Org komunitas dan Perpustakaan online indonesia

Selasa, 20 Desember 2011

Perkenalan

Nama        : Indry Yanuarsari Pamungkas
NIM         : 0903481
Kelas        : 3 IPA
About Me : cute girls...